Gambaran Remaja Islam Pada Masa Nabi
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Gambaran Remaja Islam Pada Masa Nabi merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 9 Rabi’ul Akhir 1445 H / 24 Oktober 2023 M.
Kajian Tentang Gambaran Remaja Islam Pada Masa Nabi
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan contoh melalui beberapa sosok remaja dimasa beliau. Salah satu contoh adalah Usamah bin Zaid. Saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat, usia Zaid lebih kurang 18 atau 20 tahun. Ayahnya, Zaid bin Haritsah, adalah seorang sahabat yang mulia dan budak pertama yang masuk Islam. Ibunya, Ummu Aiman, adalah pengasuh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat beliau masih kecil.
Pada bulan Muharram tahun 11 Hijriyah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengirim pasukan ke negeri Syam untuk menghadapi pasukan Romawi, yang saat itu merupakan salah satu kekuatan terbesar di dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menunjuk Usamah bin Zaid sebagai Panglima, yaitu yang memimpin seluruh pasukan. Beliau menginstruksikan pasukan untuk memasuki kawasan Balqa dan Darum (sekarang di Palestina).
Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menunjuk Usamah bin Zaid sebagai panglima perang, sebagian kaum munafik mencibir kepemimpinan ini. Mereka menganggap Usamah bin Zaid tidak layak untuk memimpin pasukan, dan ada yang mengatakan, “Rasulullah menunjuk anak ingusan sebagai komandan di tengah-tengah sebagian besar sahabat Muhajirin dan Anshar.” Kita tahu bahwa pasukan yang dikirim untuk perang menuju Syam, menghadapi pasukan Romawi, terdiri dari para sahabat Muhajirin dan Ansar. Di antara sahabat-sahabat ini, banyak yang jauh lebih tua daripada Usamah bin Zaid. Sebagai contoh, ada sahabat seperti Abu Bakar, Umar, dan lainnya.
Maka Rasulullah membalas atau meluruskan komentar itu. Nabi membantah komentar tersebut dan mengatakan, “Jika kalian mencelaku, berarti kalian telah mencela. Jika kalian mencelanya karena aku menunjuknya, berarti kalian telah mencela kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Kalau kalian tidak puas dengan kepemimpinannya dan tidak bisa menerima aku menunjuknya sebagai panglima perang, maka kalian juga berarti telah tidak menerima kepemimpinan ayahnya sebelumnya.”
Sungguh, Usamah pantas untuk memimpin pasukan, dan ayahnya juga pantas untuk itu. Maka, Usamah bin Zaid membawa pasukan yang terdiri dari kalangan Muhajirin dan Ansar, seperti Abu Bakar, Umar, dan petinggi suku Aus dan Khazraj. Semuanya dipimpin oleh seorang anak muda, seorang remaja. Coba lihat, bagaimana tanggung jawab besar yang diberikan Nabi kepada Usama ini. Memimpin pasukan tidak main-main, karena di tangannya berada nasib ribuan pasukan yang dikirim untuk menghadapi pasukan Romawi, salah satu kekuatan terbesar di dunia saat itu. Kita bisa melihat bahwa Nabi tidak lagi memposisikan diri sebagai teman bagi Usama, melainkan sebagai pemimpin yang mengambil keputusan yang bijak.
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membantah komentar tersebut dan mengatakan: “Kalau kalian tidak puas dengan kepemimpinannya dan tidak bisa menerima aku menunjuknya sebagai panglima perang, maka kalian juga berarti tidak menerima kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Sungguh, Usamah pantas untuk memimpin pasukan, dan ayahnya juga pantas untuk itu.”
Maka Usamah bin Zaid membawa pasukan yang terdiri dari kalangan Muhajirin dan Anshar, seperti Abu Bakar, Umar, dan petinggi-petinggi suku Aus dan Khazraj. Semuanya dipimpin oleh seorang remaja.
Coba lihat, bagaimana tanggung jawab besar yang diberikan Nabi kepada Usamah ini. Memimpin pasukan bukan hal yang main-main, karena ditangannya nasib ribuan pasukan yang dikirim untuk menghadapi pasukan Romawi, salah satu kekuatan terbesar di dunia saat itu. Kita bisa melihat bahwa Nabi tidak lagi memposisikan diri sebagai teman bagi Usamah, melainkan sebagai pemimpin yang mengambil keputusan.
Ini menjadi bukti bagi kita bahwa ketika anak sudah remaja, orang tua harus memposisikan diri bukan sebagai teman, tetapi sebagai ayah. Karena kata-kata kita harus serius, bukan main-main lagi, dan apa yang kita katakan kepadanya adalah perkara yang serius. Ini karena seorang remaja sudah menjelang dewasa, akalnya semakin sempurna. Tidak seperti anak-anak kecil yang mungkin menanggapi ucapan kita tidak serius. Anak-anak kecil juga tidak bisa membedakan apakah orang tua serius atau bercanda, karena akal mereka belum sepenuhnya sempurna.
Namun, seorang remaja berbeda, terutama jika dia berada di puncak masa remaja. Akalnya sudah semakin sempurna, maka apa yang kita katakan menjadi perkara yang serius, bukan main-main. Maka ketika Nabi menunjuk Usamah sebagai panglima perang, itu adalah perkara yang serius. Ini bukan main-main, karena nyawa ribuan pasukan berada di belakangnya.
Maka ini adalah pelajaran kepada para orang tua tentang bagaimana seharusnya orang tua memberikan kepercayaan kepada anak-anak remaja. Mereka perlu diuji dan diberikan tanggung jawab. Orang tua harus melihat bagaimana anak-anak mereka menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, serta sejauh mana tanggung jawab mereka terhadap tugas tersebut. Dengan melakukan ini, kita bisa mengevaluasi kemampuan mereka. Misalnya, jika anak remaja masih kesulitan, mereka perlu dilatih lebih lanjut atau diberi pengarahan tentang cara memikul tanggung jawab.
Memang terkadang anak remaja itu perlu juga dituntun. Karena pengalamannya masih minim. Seperti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan contoh dalam membimbing Usamah bin Zaid untuk menjadi seorang panglima pasukan. Ini adalah cara agar anak remaja mempunyai kepercayaan diri, bahwa mereka mampu dan bisa. Orang tua harus memberikan kesempatan kepada remaja-remaja ini untuk bisa berbuat, karena regenerasi sangat penting.
Nabi menyadari bahwa jika pemimpin pasukan selalu terdiri dari orang-orang yang sudah tua, maka ketika mereka pergi, bagaimana regenerasi? Siapa yang akan menggantikannya? Mencari pengganti secara mendadak adalah hal yang tidak mungkin.
Oleh karena itu, ada saatnya juga kita perlu memberikan kepercayaan kepada ustadz-ustadz yang masih muda, melatih mereka, dan mempersiapkan regenerasi, karena kita tidak akan selamanya ada di dunia ini. Suatu saat nanti, kita akan pergi.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53510-gambaran-remaja-islam-pada-masa-nabi/